Ketika seluruh tumpuan semangat bahkan ikut andil dalam penjatuhan kepercayaan Pagi yang dingin menyelimuti, kubuka laptop hitamku. Menunggu ia menyala ku nyalakan kompor gas usang di dapur kami. Ku letakkan poci dan kutuang air. Membunuh waktu menunggu air mendidih ku persiapkan meja kerjaku seperti biasnya. Ku buka daftar recent open ku, dan klik daftar paling atas yang sering ku buka dan ku utak-atik belakang ini. Setelah jendela kerja penuh teks itu terbuka tatapan mulai kabur, pikiranku hilang. Terdengar sayup kata-kata yang membuat semangat ku redam, berulang. “untuk apa kau kerjakan hal yang tak berguna? Membuang masa mudamu! Segeralah menjadi honorer di sekolah yang ibu sudah pilihkan” suara wanita paruh baya itu terngiang. Entah berapa lama, heningku pecah. Poci berbunyi tanda air mendidih. Ku tuang gelas kaca berisi serbuk kopi dan gula. Ya begitulah ku menghabiskan pukul 3 pagiku yang tak mau tidur dan beristirahat. Selelah apapun tubuh, otak dan mata bekerja. Pag
Break Up means.. Pernah banget ga sii dicurhatin temen masalah perpacarannya alias cinta monzeet. Haha .. its oftentimes terjadi, padahal mereka tau aku belum pernah ngerasain gimana jadi someone di posisi mereka, dan dihadapkan dengan yang nama “break up” (classic ini alesan, bcz aku tipical orang yang gak selutip, bisanya CUMA jadi pendengar yang baik. Iya denger terus iya iya aja) pict source by freepik Dari mereka, what I learn from break up is to be with or without someone is a choice. Banyak yang setelah perkelahian panjang atau even nothing happened akhirnya mengambil keputusan berupa “putus” (di situ saya mengucap Alhamdulillah *eh). pict source by freepik Banyak yang akhirnya meraung-raung (she isn’t a lion right?) sedih berkepanjangan, ga mau makan terus drama sakit berharap si aa’ bisa menoleh ke dia dan balikan lagih. Klasik masalahnya bisa karena diselingkuhin-lah feelings fade lah dan banyak. But.. if someone choose to be without you then, you cant